Rabu, 30 Maret 2011

Manusia Dan Keadilan

Manusia Dan Keadilan


    Dalam hidup dan kehidupan, setiap manusia dalam melakukan aktifitasnya pasti pernah menemukan perlakuan yang tidak adil atau bahkan sebaliknya, melakukan hal yang tidak adil. Dimana pada setiap diri manusia pasti terdapat dorongan atau keinginan untuk berbuat kebaikan atau kejujuran.Tetapi terkadang untuk melakukan kejujuran sangatlah tidak mudah dan selalu dihadapkan dengan masalah-masalah dan kendala yang dihadapinya tersebut yang dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti keadaan atau situasi, permasalahan teknis hingga bahkan sikap moral.

    Dampak positif dari keadilan itu sendiri dapat menghasilkan kreativitas dan seni tingkat tinggi.Dimana seseorang mendapat perlakuan yang tidak adil maka orang tersebut akan mencoba untuk bertanya atau melalukan perlawanan “protes” dengan caranya sendiri. Dengan cara itulah yang dapat menimbulkan kreatifitas dan seni tingkat tinggi seperti demonstrasi, melukis, menulis dalam bentuk apapun hingga bahkan membalasnya dengan berdusta dan melakukan kecurangan.

    Keadilan adalah pengakuan atas perbuatan yang seimbang, pengakuan secara kata dan sikap antara hak dan kewajiban. Setiap dari kita “manusia” memiliki itu “hak dan kewajiban”, dimana hak yang dituntut haruslah seimbang dengan kewajiban yang telah dilakukan sehingga terjalin harmonisasi dalam perwujudan keadilan itu sendiri.

    Keadilan pada dasarnya merupakan sebuah kebutuhan mutlak bagi setiap manusia dibumi ini dan tidak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan. Menurut Aristoteles, keadilan akan dapat terwujud jika hal – hal yang sama diperlakukan secara sama dan sebaliknya, hal – hal yang tidak semestinya diperlakukan tidak semestinya pula. Dimana keadilan memiliki cirri antara lain ; tidak memihak, seimbang dan melihat segalanya sesuai dengan proporsinya baik secara hak dan kewajiban dan sebanding dengan moralitas. Arti moralitas disini adalah sama antara perbuatan yang dilakukan dan ganjaran yang diterimanya. Dengan kata lain keadilan itu sendiri dapat bersifat hukum.

     Keadilan itu sendiri memiliki sifat yang bersebrangan dengan dusta atau kecurangan. Dimana kecurangan sangat identik dengan perbuatan yang tidak baik dan tidak jujur. Atau dengan kata lain apa yang dikatakan tidak sama dengan apa yang dilakukan. Kecurangan pada dasarnya merupakan penyakit hati yang dapat menjadikan orang tersebut menjadi serakah, tamak, rakus, iri hati, matrealistis serta sulit untuk membedakan antara hitam dan putih lagi dan mengkesampingkan nurani dan sisi moralitas.

Ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan kecurangan antara lain ;
1. Faktor ekonomi, yaitu Setiap manusia berhak hidup layak dan membahagiakan dirinya. Terkadang untuk   mewujudkan hal tersebut kita sebagai mahluk lemah, tempat salah dan dosa, sangat rentan sekali dengan hal – hal pintas dalam merealisasikan apa yang kita inginkan dan pikirkan.Menghalalkan segala cara untuk mencapai sebuah tujuan semua tanpa melihat orang lain disekelilingnya.

2. Faktor Peradaban dan Kebudayaan,yaitu sangat mempengaruhi dari sikap dan mentalitas individu yang terdapat didalamnya meski terkadang hal ini tidak selalu mutlak. Keadilan dan kecurangan merupakan sikap mental yang membutuhkan keberanian dan sportifitas. Pergeseran moral saat ini memicu terjadinya pergeseran nurani hampir pada setiapindividu didalamnya sehingga sangat sulit sekali untuk menentukan dan bahkan menegakan keadilan.

3. Teknis. Hal ini juga sangat dapat menentukan arah kebijakan bahkan keadilan itu sendiri. Terkadang     untuk dapat bersikap adil, kita pun mengedepankan aspek perasaan atau kekeluargaan sehingga sangat sulit sekali untuk dilakukan. Atau bahkan mempertahankan keadilan kita sendiri harus bersikap salah dan berkata bohong agar tidak melukai perasaan orang lain. Dengan kata lian kita sebagai bangsa timur yang sangat sopan dan santun.

4. Dan lain sebagainya.
    Keadilan dan kecurangaan atau ketidakadilan tidak akan dapat berjalan dalam waktu bersamaan karena kedua sangat bertolak belakang dan berseberangan.

ILMU BUDAYA DASAR


Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar
Secara sederhana IBD adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang diekembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Istilah IBD dikembangkan petama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang astinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari th humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.

Pengetahuan budaya (the humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian (disilpin) seni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai hiding keahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik,dll. Sedangkan ilmu budaya dasar (Basic Humanities) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan perkataan lain IBD menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran serta kepekaan mahasiswa dalam mengkaji masalah masalah manusia dan kebudayaan.
Ilmu budaya daar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar dalam bahasa Ingngris disebut basic humanities. Pengetahuan budaya dalam bahas inggris disebut dengan istilah the humanities. Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan budaya.
Tujuan Ilmu Budaya Dasar


Penyajian mata kuliah ilmu budaya dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan demikian mata kuliah ini tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities) akan tetapi IBD semata-mata sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nlai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri. Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut IBD diharapkan dapat :

1.      Mengusahakan kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi mereka.
2.      Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemansiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
3.      Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bagnsa dan Negara serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat.
4.      Menguasahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain. Dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademisi diharapkan akan lebih lancer dalam berkomunikasi.
Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar
Bertitik tolak dari kerangka tujuan yagn telah ditetapkan, dua masalah pokok bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah IBD. Kedua masalah pokok itu adalah :
1.      Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (the humanities), baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) didalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
2.      Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing jaman dan tempat.
Menilik kedua pokok masalah yang bisa dikaji dalam mata kuliah IBD, nampak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian. Manusia tidak hanya sebagai obyek pengkajian. Bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesame, dirinya sendiri, nilai-nilai manusia dan bagaimana pula hubungan dengan sang pencipta menjadi tema sentral dalam IBD. Pokok-pokok bahasan yang dikembangkan adalah :
1.Manusia dan cinta kasih
2.Manusia dan Keindahan
3.Manusia dan Penderitaan
4.Manusia dan Keadilan
5.Manusia dan Pandangan hidup
6.Manusia dan tanggungjawab serta pengabdian
7.Manusia dan kegelisahan
8.Manusia dan harapan

Manusia Dan Kebudayaan


Manusia Dan Kebudayaan
          Kebudayaan berasal dari kata budaya yang artinya rasa dan cipta.  Budaya adalah suatu hasil karya manusia bagian dari lingkungan hidup yang meliputi, kesenian, moral, dan adat istiadat.
          Menurut koentjaraningrat kebudayaan itu dibagi menjadi dalam 3 wujud, yaitu :
1. Wujud sebagai satu kompleks dari ide-ide, norma-norma
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu komleks aktifitas
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia
         Kebudayaan atas penggolongannya dibagi menjadi 2, yaitu kebudayaan bersifat abstrak dan bersifat konkrit. Pada sistem budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat abstrak dan terdiri dari pikiran-pikiran, gagasan, konsep serta adat istiadat. Jenis kebudayaan dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Kebudayaan material,yaitu hasil cipta, karsa yang berwujud benda, barang, alat pengolahan alam
2. Kebudayaan non material, yaitu cara, kebiasaan, kesusilaan, adat istiadat, hukum, dan mode (fashion)

Konsepsi IBD dan Kemanusiaan

Konsepsi IBD dan Kemanusiaan

          Ilmu Budaya Dasar berasal dari kata Basic Humanities yang berasal dari bahasa inggris The Humanities yang artinya manusia,berbudaya. Dengan mepelajari The Humanities bisa menjadikan orang lebih manusia, lebih berbudaya. Jadi, intinya The Humanities mempelajari semua masalah tentang manusia dan budaya.

           Ilmu Budaya Dasar dapat dihubungkan dengan prosa. Pada prosa itu sendiri terdapat prosa lama dan prosa baru. Contoh dari prosa lama, yaitu : dongeng, hikayat, sejarah, dan epos. Sedangkan contoh dari prosa baru, yaitu :
1. cerpen (cerita pendek)
2. roman/novel
3. biografi
4. kisah

Nilai-nilai yang terkandung dalam prosa fiksi yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :

1. Prosa fiksi memberikan kesenangan

    Dalam kesenangan yang diperoleh dari pembaca fiksi adalah pembaca mendapatkan 
    pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu.

2. Prosa fiksi memberikan informasi
    Dalam informasi yang diperoleh dari membaca fiksi adalah belajar sesuatu yang lebih dari
    pada sejarah tentang kehidupan masa kini, masa lalu, bahkan kehidupan yang akan datang.

3. Prosa fiksi memberikan warisan kultural

4. Prosa fiksi memberikan keseimbangan wawasan

Jumat, 11 Maret 2011

SAW 3D


SAW 3D
3D blu-ray combo pack from Amazon for $34.99 (Rp.346.500,00)
DVD for $20.99 (Rp.207.900,00)
Date Released : 29 October 2010   
Quality : BRRip   
Info : imdb.com/title/tt1477076   
Starring : Tobin Bell, Cary Elwes, Gina Holden   
Genre : Horror | Mystery
 
       Sekitar awal tahun 2009, para produser SAW melihat bagian pertama dari serial ini diubah menjadi format 3D. Mereka sangat terkesan dan keputusan untuk membuat bagian ketujuh dalam format 3D tak terelakkan lagi.
Karena rumitnya proses 3D maka persiapan film ini molor sampai 21 minggu padahal film-film SAW sebelumnya hanya memerlukan waktu 9 minggu saja.Awalnya nama David Hackl sempat disebut sebagai sutradara dari SAW 3D namun karena Kevin Greutert yang sebelumnya mengundurkan diri sempat dikaitkan dengan proyek PARANORMAL ACTIVITY 2 yang notabene adalah pesaing SAW maka Lionsgate memaksa Kevin memenuhi kontraknya menjadi sutradara film ini.
          Kevin Greutert tiba di Toronto tanggal 28 Januari 2010. Setelah membaca naskah dan mengunjungi lokasi syuting, keesokan harinya Kevin langsung mulai bekerja.Seminggu sebelum memulai syuting, Kevin Greutert (sutradara) meminta Marcus Dunstan dan Patrick Melton untuk menulis ulang naskah film ini.Seminggu sebelum syuting, Tobin Bell sempat mendiskusikan karakter Jigsaw yang ia perankan bersama para penulis naskah agar ia bisa menjiwai karakter yang akan ia perankan ini.Patrick Melton dan Marcus Dunstan memastikan bahwa SAW 3D ini adalah bagian terakhir dari serial SAW.Di hari kedua syuting, Kevin Greutert terserang flu berat dan kehilangan suaranya untuk beberapa hari.
Produsen mengklaim "Saw 3D" dimaksudkan untuk dijadikan cicilan teatrikal yang terakhir dari waralaba. Jika Anda yakin bahwa, aku punya jembatan di Brooklyn Anda mungkin akan tertarik untuk membeli. Sementara hiperbola promosi yang diharapkan, tampaknya orang-orang yang bertanggung jawab sebenarnya mungkin berarti kali ini, membentuk film dalam mode yang membawa peristiwa lingkaran penuh, menarik kembali fans yang melompat kapal Halloween terakhir untuk berenang di air segar "Paranormal Aktivitas. " angsuran Final atau tidak, sendoff besar dibangun di sini tidak begitu besar. Bahkan, "Saw 3D" tidak mengubah formula yang sedikit, perakitan ronde perangkap yang tajam, teriakan-teriakan, semprotan darah, dan retribusi kartun, dengan sekuel ditembak dalam 3D untuk membumbui box office ambil.
      Setelah selamat dari perangkap wajah mengerikan dalam bab terakhir, pengecut Hoffman (Costas Mandylor) adalah pada berburu untuk membalas dendam, penargetan istri Jigsaw Jill (Betsy Russell), yang sudah dibawa ke tahanan polisi di bawah perlindungan Gibson (Chad Donella, memberikan spektakuler kinerja mengerikan). Juga pada berkeliaran mencari mangsa adalah Bobby Dagen (Sean Patrick Flannery) selamat memproklamirkan diri murka Jigsaw's siapa yang membuat cerita horor mint berbagi dengan publik. Dihadapkan dengan putaran kedua baja Jigsaw's mungkin, Bobby ditempatkan ke dalam labirin rumit perangkap, dengan masing-masing uji berdarah ketahanan mengungkapkan penipuan nya. Mengamati dari jauh adalah Dr Gordon (Cary Elwes, syukurlah menyerahkan dialog yang sangat kecil), siapa yang kembali dari gelap untuk alasan tidak segera jelas.
Sejak tahun 2004, "Saw" film terus-menerus kecewa saya, dengan angsuran setiap robot pindah ke berikutnya, tanpa perkembangan maju dari cerita dan citra mimpi buruk yang biasanya menyertai sebuah sekuel horor bersemangat. Saya rasa "Saw" tidak pernah tentang mengambil peluang artistik yang nyata, itu adalah tentang membangun naik Halloween getaran diandalkan, dengan tergesa-gesa, retconning semi-lucu mengisi lubang-lubang plot sebagai salah satu sekuel tumbuh sampai enam terburu-buru. Sekarang kita sudah mencapai bagian tujuh dan tidak ada yang berubah di alam semesta "Saw". Masih ada banyak hiasan perangkap yang dirancang siap untuk musim semi pada jiwa malang tidak dapat kembali moralitas mereka, Jigsaw (Tobin Bell muncul dalam cameo a) masih sekitar untuk menimbulkan masalah, dan musik skor kekal ledakan jauh di volume atas. "Saw 3D" memiliki kesempatan nyata untuk menendang ke pintu dan menutup seri ini dengan pukulan membunuh megah, melewatkan rumus untuk mengambil fans pada naik liar dari finalitas. Sebaliknya, kita mendapatkan 3D. Ini bukan persis jenis risiko kreatif pengambilan saya berharap untuk dan merasakan fanbase hardcore layak.
Direktur Kevin Greutert kembali dari karyanya pada "Saw V" untuk memandu petualangan terbaru, dan saya belum menemukan seorang direktur jadi bingung dengan kemungkinan 3D dalam waktu yang sangat lama. Dimensi tambahan secara praktis dibiarkan membusuk di "3D Saw," dengan hanya ledakan sesekali melemparkan isi perut atau anggota badan menuju kamera untuk efek. Ini tetap sebuah film tak berdaya datar cocok cerita lembek, tidak pernah repot-repot mengendus batas kemungkinan pameran. Greutert tampak lebih dikonsumsi dengan menjaga narasi reyot utuh dari geser ke depan pengalaman, khusus visual yang mengesankan. Dengan semua ini perangkap dan orang-orang sekarat, potensi untuk menciptakan lingkungan funhouse perendaman 3D ada di sana untuk mengambil. Greutert nyaris tidak membayar perhatian. Hoffman? Dr Gordon? Jigsaw? Apakah memang ada sebuah misteri yang tertinggal untuk dipecahkan pada saat ini? Tanda-satunya pertanyaan yang tersisa adalah bagaimana orang-orang jahat berhasil mendirikan perangkap rumit seperti korban-korban mereka merintih tanpa penangkapan di luar. Itu "Saw" Saya ingin melihat pada titik ini. Mari menonton toko Jigsaw di Home Depot untuk raksasa daging-ripping kait, sewa semua gudang dan ruang publik, atau sempurna ilmu mainan membunuh-Nya (satu perangkap di sini dipicu oleh tingkat desibel). Saya ingin melihat pengelasan, pembayaran bawah, panggilan customer service. Saya ingin tahu bagaimana orang gila memiliki waktu untuk memproduksi semua wayang robot ini di becak dan masih membuat ruang untuk malam nya Hot Pocket dan episode DVRed dari "Dua Pria Setengah." Rincian duniawi operasi ini harus lebih menarik dari tarian lama yang sama polisi bodoh, korban berteriak, dan mengejek direkam tanpa akhir. Perangkap sendiri kehilangan edge dalam film baru juga, dengan skenario pada dasarnya daur ulang tantangan mengerikan bagi Dagen hanya untuk mengisi waktu.
Saya ingin percaya bahwa "Saw" akhirnya berakhir. Para produsen diperas enam kesempatan untuk membuat genre sihir murni dan mereka tidak pernah menemukan saraf, malas mengulangi formula untuk negara tebal saat ini. Biarkan Jigsaw mati. Horor membutuhkan arah baru.

Minggu, 06 Maret 2011

"ASAL USUL BAHASA GAUL "

Asal Usul Bahasa GAUL

Bahasa gaul sebenarnya sudah ada sejak 1970-an. Awalnya istilah-istilah dalam bahasa gaul itu untuk merahasiakan isi obrolan dalam komunitas tertentu. Tapi karena sering juga digunakan di luar komunitasnya, lama-lama istilah-istilah tersebut jadi bahasa sehari-hari.
Kita pasti sering mendengar istilah-istilah gaul seperti cupu, jayus, atau jasjus, dan sebagainya. Bahkan mungkin kita sendiri sering menggunakannya dalam obrolan sehari-hari dengan teman-teman. Sebagai anak gaul, ya kita sih senang-senang saja menggunakan kosakata barn yang enggak ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Paling- paling guru bahasa Indonesia atau orangtua kita saja yang agak risi kalau kebetulan mereka mendengarnya.

Seharusnya mereka enggak perlu merasa terganggu mendengar bahasa gaul remaja zaman sekarang. Toh di saat mereka muda dulu, mereka juga punya bahasa gaulnya sendiri. Iya, bahasa gaul enggak hanya muncul belakangan ini saja, tapi sudah muncul sejak awal 1970-an. Waktu itu bahasa khas anak muda itu biasa disebut bahasa prokem atau atau bahasa okem. Salah satu kosakata bahasa okem yang masih sering dipakai sampai sekarang adalah "bokap".
Bahasa okem awalnya digunakan oleh para preman yang kehidupannya dekat sekali dengan kekerasan, kejahatan, narkoba, dan minuman keras. Istilah-istilah baru mereka ciptakan agar orang-orang di luar komunitas mereka enggak mengerti. Dengan begitu, mereka enggak perlu lagi sembunyi-sembunyi untuk membicarakan hal negatif yang akan maupun yang telah mereka lakukan.

Karena begitu seringnya mereka menggunakan bahasa sandi mereka itu di berbagai tempat, lama-lama orang awam pun mengerti yang mereka maksud. Akhirnya mereka yang bukan preman pun ikut-ikutan menggunakan bahasa ini dalam obrolan sehari-hari sehingga bahasa okem tidak lagi menjadi bahasa rahasia. Kalau enggak percaya, coba deh tanya bokap atau nyokap kita, tabu enggak mereka dengan istilah mokal, mokat, atau bokin. Kalau mereka enggak mengerti artinya, berarti di masa mudanya dulu mereka bukan anak gaul.
Dengan motif yang lebih kurang sama dengan para preman, kaum waria juga menciptakan sendiri bahasa rahasia mereka. Sampai sekarang kita masih sering kan mendengar istilah "bencong" untuk menyebut seorang banci? Nah, kata bencong itu sudah ada sejak awal 1970-an juga, ya... hampir bersamaan deh dengan bahasa prokem. Pada perkembangannya, konon para waria atau banci inilah yang paling rajin berkreasi menciptakan istilah-istilah baru yang kemudian memperkaya bahasa gaul.

Kosakata bahasa gaul yang berkembang belakangan ini sering enggak beraturan alias enggak ada rumusnya. Sehingga kita perlu menghafal setiap kali muncul istilah baru. Misalnya untuk sebuah lawakan yang enggak lucu, kita biasa menyebutnya garing atau jayus. Ada juga yang menyebutnya jasjus. Untuk sesuatu yang enggak oke, biasa kita sebut cupu. Jayus dan cupu bisa dibilang kosakata baru.
Ini berbeda dengan bahasa okem dan bahasa bencong yang populer di tahun 1970-an. Misalnya, kata bokap dan bencong merupakan kata bentukan dari kata bapak dan banci.

Ada rumusnya
Ada banyak ragam bentukan bahasa gaul. Berikut ini penjelasan singkat beberapa metode atau rumus dalam membentuk atau memodifikasi kata.

- Tambahan awalan ko.

Awalan ko bisa dibilang sebagai dasar pembentukan kata dalam bahasa okem. Caranya, setiap kata dasar, yang diambil hanya suku kata pertamanya. Tapi suku kata pertama ini huruf terakhirnya harus konsonan. Misalnya kata preman, yang diambil bukannya pre tapi prem. Setelah itu tambahi awalan ko, maka jadi koprem. Kata koprem ini kemudian dimodifikasi dengan menggonta-ganti posisi konsonan sehingga prokem. Dengan gaya bicara anak kecil yang baru bisa bicara, kata prokem lalu mengalami perubahan bunyi menjadi okem.

Contoh lainnya:
Mati - komat (ko+mat) - mokat
Bini - kobin (ko+bin) - bokin
Beli - kobel (ko+bel) - bokel
Bisa - kobis (ko+bis) - bokis
Dengan metode yang sama, waria di Jawa Timer mengganti awalan ko dengan si

- Kombinasi e + ong

Kata bencong itu bentukan dari kata banci yang disisipi bunyi dan ditambah akhiran ong. Huruf vokal pada suku kata pertama diganti dengan e. Huruf vokal pada suku kata kedua digani ong.

Contoh lain:

Makan - mekong
Sakit - sekong
Laki - lekong
Lesbi - lesbong
Mana - menong

Ada juga waria yang kemudian nengganti tambahan ong dengan es sehingga bentukan katanya

Banci - bences
Laki - lekes

Tambahan sisipan Pa/pi/pu

Setiap kata dimodifikasi dengan penambahan pa/pi/pu/pe/po pada setiap suku katanya. Maksudnya bila suku kata itu bervokal a, maka ditambahi pa, bila bervokal i ditambahi pi, begitu seterusnya.

Contoh:

Mati - ma (+pa) ti(+pi) - mapatipi
Cina - ci (+pi) na (+pa) - cipinapa
Gila - gi (+pi) la(+pa) - gipilapa
Tilang - ti (+pi) la(+pa)ng - tipilapang

Bahasa gaul dengan bentukan kata macam ini rasanya merepotkan. Memang sih sebagai bahasa sandi atau bahasa rahasia mungkin cukup ampuh. Tapi enggak praktis. Bayangkan saja sebuah kata yang tadinya terdiri dari dua suku kata jadi empat suku kata. Jadi terlalu panjang mengucapkannya.

- Sisipan in

Pernah dengar istilah lines? Lines itu artinya 'lesbi'. Rumusnya, setiap suku kata pertama disisipi in. Kata les-bi disisipi -in jadi 1(in)es b(in)I = linesbini. Biar gampang sering disingkat jadi lines saja.

Contoh lain:
Banci - b(in)an-c(in)i - binancini
Mandi - M(in)an-d(in)i -- Minandini
Toko - t(in)o-k(in)o - tinokino
Homo - h(in)o-m(in)o - hinomino

Contoh-contoh di atas bisa dibilang pembentukan kata yang beraturan. Ada juga bentukan kata yang enggak beraturan, jadi enggak bisa dibikin rumusnya. Misalnya kata cabut yang kemudian jadi bacut. Artinya pergi atau berangkat. Bisa juga diartikan lari atau kabur bila diucapkan dengan intonasi tinggi dan panjang (Cabuuut...!). Susah kan, menghubung-hubungkan kata pergi, berangkat, lari, atau kabur dengan kata cabut. Contoh lainnya kata kece untuk cantik. Coba deh dikutak- katik, siapa tahu bisa dibuatkan rumusnya.
Istilah dalam bahasa gaul sekarang ini kayaknya cenderung ke arah yang enggak beraturan itu atau dengan menyingkat kata



Misalnya kalau kita mendengar ada orang yang bilang "macan tutul di Gedung MPR, pamer paha di jalan tol" tentu itu bukan menunjukkan arti sebenarnya. Enggak ada macan tutul di MPR dan enggak ada cewek-cewek pakai rok mini di jalan tol. Tapi maksud dari kalimat tersebut: "macet total di depan Gedung MPR dan padat merayap tanpa harapan di jalan tol".

Masuk KBBI

Bahasa gaul rupanya enggak cuma menarik buat para penggunanya, tapi juga menarik untuk diseminarkan. Buktinya kira-kira setahun yang lalu pernah digelar acara diskusi "Bahasa Slang, Bahasa Gaul dalam Dinamika Bahasa Indonesia dan Bahasa Asing" di Perpustakaan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas).

Yang jadi pembicaranya, antara lain, seniman Remy Silado dan Kepala Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Dendy Sugono.
Pak Dendy bilang, bisa saja istilah-istilah gaul dicantumkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang akan diterbitkan pada tahun 2008. Di samping itu, Pusat Bahasa Depdiknas pun akan mengeluarkan KBBI yang hanya memuat istilah-istilah baku. Dengan kata lain, kalau inisiatif Pak Dendy ini terlaksana, tahun 2008 nanti akan ada dua versi KBBI. Salah satunya akan mencantumkan istilah-istilah gaul. Kayaknya rencana Pusat Bahasa mencantumkan istilah gaul dalam KBBI bukan omong kosong. Indikasinya sudah kelihatan kok. Beberapa bulan lalu lembaga ini pernah merilis tentang asal-usul istilah gaul. Dari istilah nih ye, memble, kece, bo, nek, jayus, jaim, sampai gitu loh Hebat kan mereka bisa menemukan siapa saja orang pertama yang menciptakan/menggunakan atau memopulerkan istilah-istilah tersebut. Nah, kita masih ada waktu setahun lebih untuk menciptakan istilah-istilah baru untuk dicantumkan dalam KBBI.