Di tanah air, bisnis fotografi digital terasa begitu marak dan menjamur dengan paket-paket mulai dari puluhan ribu hingga jutaan bahkan puluhan juta rupiah. Dengan harga paket yang relative material, sementara untuk proses produksi, mereka mampu melakukan penghematan hingga lebih dari 50%. Selain murah, perkembangan teknologi sangat memudahkan pekerjaan manusia, tak terkecuali professional di bidang fotografi. Dengan teknologi, berbagai kelemahan fotografi manual seperti kesulitan proses editing dan tursir, kesulitan pengecekan hasil take secara real time, serta proses impor media ke dalam komputer dengan sendirinya dapat diminimalisir. Ribuan bahkan jutaan teknik dan trik dapat diciptakan melalui software-software digital imaging.

         Berbagai kursus dan lembaga pelatihan digital imaging bermunculan untuk memberikan berbagai fasilitas dan tutorial editing foto dengan harga paket mulai di atas lima ratus ribu rupiah. Tak heran jika suplai buku-buku manipulasi foto dan gambar kian marak dipicu oleh besarnya minat belajar dan keingintahuan masyarakat tentang rahasia editing foto sebagai langkah efisien atau penghematan. Hanya dengan buku-buku tutorial sekitar 25 hingga 50 ribu rupiah, pengguna bisa mempelajari sendiri teknik editing foto standar.
Sayangnya sebagian tutorial hanya berusaha mengulas tutorial tentang teknik dan efek-efek dengan cara yang terlalu praktis dengan mengabaikan penanaman konsep berpikir dasar yang seharusnya dimiliki oleh seorang editor. Akhirnya, kemampuan pengguna hanya terbatas pada aspek praktis aplikasi teknik atau tutorial saja dan sulit untuk mengembangkan kemampuannya di dalam menghadapi proyek atau pekerjaan yang menuntut kreativitas tinggi.